Ruhut Sitompul |
Seperti diketahui Ruhut dicopot dari posisinya sebagai Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi PD. Namun Ruhut tak terima, dia baru akan menerima keputusan hanya jika pencopotan itu dilakukan oleh SBY.
Pada hari pertama pelaksanaan Silatnas Jumat (14/12), Ruhut sempat membuat heboh acara dengan datang ke tempat acara saat Anas sedang berpidato. Namun tak lama kemudian dia 'diusir' keluar.
"Saya kira akomodasi politik penting diberikan untuk mengerem sikap Ruhut. Salah satunya dengan menempatkan dia di badan otonom partai yang strategis. Badan otonom itu struktur yang berbeda dengan struktur DPP tetapi masih bertanggung jawab ke ketua umum. Atau bisa saja menempatkan Ruhut sebagai dewan pembina di salah satu sayap partai. Oleh karena itu Anas seharusnya mengakomodasi kebutuhan politik Ruhut di luar DPP PD. Misalnya Ruhut diberikan jabatan dalam sebuah badan otonom partai yang strategis." Ujar pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes, Minggu (16/12), dikutip dari detiknews.
"Sebagai anggota DPR dan salah satu generasi awal PD, inner circle tim pemenangan Anas, Ruhut tentu mengetahui kartu truf dan rahasia partai dan Anas. Jadi bila akumulasi konflik Ruhut vs Anas tak teratasi dan Ruhut dikucilkan dari partai tak tertutup kemungkinan ia akan buka rahasia strategis partai," lanjutnya.
Menurut Arya, bila konflik Ruhut-Anas tidak teratasi secara baik, saya kira justru akan merugikan bagi PD. Sebagai media darling, Ruhut hobi bicara dan kadang komentarnya di media dalam banyak kesempatan tidak menguntungkan bagi imej partai.
Di internal partai, lanjut Arya, mungkin Ruhut tidak mendapatkan dukungan. Buktinya dalam acara Silatnas PD di Sentul, Bogor, Ruhut sempat diusir dari acara tersebut.
"Tapi yang berbahaya ada efek media yang ditimbulkan dari komentar-komentar Ruhut. Ruhut harus diakui adalah news maker. Dengan posisinya sebagai news maker bila konflik tidak teratasi tak tertutup kemungkinan dia akan buka borok partai," imbuhnya.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar