Eamonn Kilbride meregang nyawa sesaat setelah asyik berjoget Gangnam Style. Sebelum meninggal, pria 46 tahun ini mengaku dadanya sakit. Nah, agar joget Gangnam Style tak bikin bahaya, perhatikan hal-hal berikut.
Prof Dr dr Budhi Setianto Sp Jp FIHA dari RS dan Pembuluh Darah Harapan Kita menduga Kilbride mengalami penyempitan pembuluh darah koroner. Kemungkinan pria itu memiliki faktor risiko tinggi penyempitan pembuluh darah koroner, sehingga sesaat setelah berjingkrak-jingkrak seperti menunggang kuda ala Psy 'Gangnam Style', dirinya sakit di dada dan kemudian meninggal.
"Faktor risiko tinggi itu misalnya karena merokok, ada lemak darah tinggi, kolesterol buruk tinggi, sudah ada diabetes, atau ada darah tinggi sekalian. Kombinasi ini adalah faktoir risiko yang bisa jadi sudah ada pada dia," terang dr Budhi, Sabtu (15/12/2012) pada detikHealth.
Faktor risiko yang ada pada diri Kilbride berproses, hingga dirinya mengalami angina pectoris, yang mana cirinya adalah pada saat yang bersangkutan melakukan exercise akan sakit dada. Sedangkan ketika diam saja, sembuh sakit dadanya.
"Ini karena kebutuhan oksigen di jantung meningkat saat kita olahraga, menyebabkan sakit di dadanya. Nah, kalau istirahat kan kebutuhan pompa darah ke jantung akan berkurang jadi nggak sakit. Dan ini sering kali tersembunyi," papar dr Budhi.
Untuk itu dr Budhi menyarankan orang-orang berusia 35 tahun ke atas melakukan treadmill tes ke dokter jantung atau ke rumah sakit besar. Nantinya mereka akan diminta berlari di tangga berjalan itu dengan elevasi sudut naik tertentu dan diputar dengan kecepatan tertentu. Kemudian sedikit demi sedikit jantungnya diberi beban.
"Kalau nggak sakit, aman, kalau mau Gangnam Style, silakan," ucap dr Budhi.
dr Budhi lalu memberikan tips agar terhindar dari faktor risiko penyempitan pembuluh darah koroner yakni dengan menjalankan Panca Usaha Yayasan Jantung Indonesia yang dicetuskan pada 1978. Panca usaha itu disingkat SEHAT yang berarti Seimbang gizi, Enyahkan rokok, Hadapi stres, Awasi tekanan darah, berat badan, lingkar perut dan lemak darah, Terukur dan teratur berolahraga.
dr Budhi memaparkan perhimpunan Jantung Eropa juga punya jargon untuk menghindari faktor risiko penyakit jantung dengan 035-140-350. Artinya 0 untuk zero tobacco. 3 Untuk olahraga 3 km selama setengah jam setiap hari. 5 Untuk makan sayuran dan buah 5 kali sehari.
140 Merujuk pada tekanan darah agar kurang dari 140. 3 Artinya menjaga LDL kolesterol kurang dari 3 mol/desiliter. 5 Mengacu pada total kolesterol hendaknya kurang dari 5 mol/desiliter. 0 Artinya tidak kelebihan berat badan dan tidak diabetes mellitus.
Hal senada disampaikan Dr dr Anwar Santoso, SpJP, FIHA, PhD. Dikatakan dia, Gangnam Style menguras energi. Jadi sebaiknya orang yang punya faktor risiko penyakit jantung tidak melakukan joget ini.
"Umumnya kalau risiko rendah nggak bahaya. Tapi semakin tua seseorang maka risiko semakin tinggi. Sekarang banyak kasus masih muda kena sakit jantung. Maka itu sebaiknya melakukan pemeriksaan di usia 35-40 tahun," ucap dr Anwar.
Prof Dr dr Budhi Setianto Sp Jp FIHA dari RS dan Pembuluh Darah Harapan Kita menduga Kilbride mengalami penyempitan pembuluh darah koroner. Kemungkinan pria itu memiliki faktor risiko tinggi penyempitan pembuluh darah koroner, sehingga sesaat setelah berjingkrak-jingkrak seperti menunggang kuda ala Psy 'Gangnam Style', dirinya sakit di dada dan kemudian meninggal.
"Faktor risiko tinggi itu misalnya karena merokok, ada lemak darah tinggi, kolesterol buruk tinggi, sudah ada diabetes, atau ada darah tinggi sekalian. Kombinasi ini adalah faktoir risiko yang bisa jadi sudah ada pada dia," terang dr Budhi, Sabtu (15/12/2012) pada detikHealth.
Faktor risiko yang ada pada diri Kilbride berproses, hingga dirinya mengalami angina pectoris, yang mana cirinya adalah pada saat yang bersangkutan melakukan exercise akan sakit dada. Sedangkan ketika diam saja, sembuh sakit dadanya.
"Ini karena kebutuhan oksigen di jantung meningkat saat kita olahraga, menyebabkan sakit di dadanya. Nah, kalau istirahat kan kebutuhan pompa darah ke jantung akan berkurang jadi nggak sakit. Dan ini sering kali tersembunyi," papar dr Budhi.
Untuk itu dr Budhi menyarankan orang-orang berusia 35 tahun ke atas melakukan treadmill tes ke dokter jantung atau ke rumah sakit besar. Nantinya mereka akan diminta berlari di tangga berjalan itu dengan elevasi sudut naik tertentu dan diputar dengan kecepatan tertentu. Kemudian sedikit demi sedikit jantungnya diberi beban.
"Kalau nggak sakit, aman, kalau mau Gangnam Style, silakan," ucap dr Budhi.
dr Budhi lalu memberikan tips agar terhindar dari faktor risiko penyempitan pembuluh darah koroner yakni dengan menjalankan Panca Usaha Yayasan Jantung Indonesia yang dicetuskan pada 1978. Panca usaha itu disingkat SEHAT yang berarti Seimbang gizi, Enyahkan rokok, Hadapi stres, Awasi tekanan darah, berat badan, lingkar perut dan lemak darah, Terukur dan teratur berolahraga.
dr Budhi memaparkan perhimpunan Jantung Eropa juga punya jargon untuk menghindari faktor risiko penyakit jantung dengan 035-140-350. Artinya 0 untuk zero tobacco. 3 Untuk olahraga 3 km selama setengah jam setiap hari. 5 Untuk makan sayuran dan buah 5 kali sehari.
140 Merujuk pada tekanan darah agar kurang dari 140. 3 Artinya menjaga LDL kolesterol kurang dari 3 mol/desiliter. 5 Mengacu pada total kolesterol hendaknya kurang dari 5 mol/desiliter. 0 Artinya tidak kelebihan berat badan dan tidak diabetes mellitus.
Hal senada disampaikan Dr dr Anwar Santoso, SpJP, FIHA, PhD. Dikatakan dia, Gangnam Style menguras energi. Jadi sebaiknya orang yang punya faktor risiko penyakit jantung tidak melakukan joget ini.
"Umumnya kalau risiko rendah nggak bahaya. Tapi semakin tua seseorang maka risiko semakin tinggi. Sekarang banyak kasus masih muda kena sakit jantung. Maka itu sebaiknya melakukan pemeriksaan di usia 35-40 tahun," ucap dr Anwar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar